Pentingnya Literasi Lingkungan terhadap “Bencana Alam Gempa Bumi”


Oleh : Filda mawaddah, S.Pd (Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika Unp)
UU No. 24 tahun 2007 menyatakan bahwa bencana adalah “Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan beberapa faktor, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis”. Salah satu bencana alam yang sering terjadi adalah gempa bumi. Gempa bumi dapat disebabkan oleh aktivitas tektonik bumi, aktivitas vulkanik gunung berapi ataupun faktor-faktor lainnya. Wilayah yang berada pada daerah pertemuan lempeng tektonik bumi memiliki potensi besar terjadinya gempabumi tektonik. Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi besar terjadi gempa bumi adalah provinsi sumatera Barat dan Berdasarkan catatan dari Badan Geologi sejak tahun 2000 hingga 2022 telah terjadi sebanyak 5 hingga 26 kejadian gempa bumi merusak (destructive earthquake) di Indonesia.

Terdapat beberapa pemicu dari aktivitas manusia yang mengakibatkan bencana alam gempa bumi yaitu pembeangunan bendungan air, pembuangan air limbah hasil fracking, bangunan gedung pencakar langit, penambangan dan ledakan nuklir. Berdasarkan situs Induced Earthquakes yang diawaki oleh kolaborasi seismitas terinduksi Kanada (Canadian Induced Seismicity Collaboration) yang mampu enyediakan data terkait gempa akibat ulah manusia. Data-data yag diperoleh berkat dukungan finansial dari Nederlandse Aardolie Maatschappij BV (NAM) kepada Durham University (Inggris),sehingga pada tanggal 23 Agustus 2018, tercatat sudah ada 774 proyek manusia yang dilaporkan menimbulkan aktivitas kegempaa,37% gempa akibat aktivitas manusia berasal dari aktivitas pertambangan, 23% akibat pengisian air waduk, 15% akibat minyak dan gas bumi, 8% akibat aktivitas geotermal, dan seterusnya,data ini mereka sediakan dalam The Human-Induced Earthquake Database (HiQuake). Dalam data tersebut terlihat, gempa akibat aktivitas manusia pernah terjadi di Indonesia,yaitu tempatnya di wayang windu Jawa Barat,Darajat Jawa Barat dan do Lahedong Sulawesi Utara. Gempa di daerah Darajat disebutkan di data terjadi karena diakibat injeksi geotermal, yang kedalaman aktivitas proyek sampai 1000 hingga 2000 meter, dan kedalaman aktivitas gempa antara 2000 sampai 6000 meter. Gempa di Wayang Windu akibat injeksi geotermal dan Gempa di Lahendong bermagnitudo 2 akibat sirkulasi geothermal.

Namun dari aktivitas alam gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Frekuensi suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang dialami selama periode waktu,gempa bumi diukur dengan menggunakan alat seismometer. Gempa yang disebabkan oleh pergeseran lempeng bumi disebut gempa tektonik,diindonesia aktifitas alam yang menyebabkan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik, pada lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Sehingga dengan terjadinya bencana Gempa Bumi,manusia mampu memngambi beberaa hikmah,diantaranya adalah pertama, betapa kebesaran dan kekuasaan allah yang membuat kita tak berdaya,kedua, dengan adanya musibah ini memperingatkan kita agar selalu siap menghadapi kematia dan ketiga allah SWT mengingatkan kita agar melakukan koreksi diri atau introspeksi (muhasabah).

Terjadinya bencana gempa bumi juga berkaitan dengan ilmu Fisika, Fisika merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang fenomena alam beserta penyebabnya yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,sedangkan gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam,sehingga materi fisika sesuai untuk diintegrasikan dengan materi gempa bumi,pada kurikulum merdeka pada materi fisika salah satunya yaitu gerak lurus beraturan dan gerak parabola yang dimana kaitan pada materi gerak lurus beraturan,secara umum diklasifikasikan menjadi gerak lurus dengan kecepatan konstan Sedangkan gempabumi sebagian besar merupakan gerak dengan kecepatan konstan, sedangkan untuk gerak parabola diintegrasikan ke gempa bumi yaitu diantaranya adalah Kecepatan awal pada sumbu x dan y pada materi fisika bisa diintegrasikan dengan kecepatan awal gelombang gempabumi dan jarak terjauh pada materi fisika bisa diintegrasikan dengan materi gempa bumi, ketinggian maksimum yang dapat dicapai benda yang bergerak pada materi fisika dapat diintegrasikan dengan nilai amplitudo gelombang pada gempa bumi.
Sehingga Petingnya individu diharuskan untuk memahami dan menginterpretasikan kondisi lingkungan di sekitarnya pada pemahaman dan interpretasinya dan mampu memutuskan tindakan yang tepat untuk memelihara, memulihkan, dan meningkatkan kondisi lingkungan atau juga mampu memahami atau juga sering disebutkan Literasi lingkungan.Literasi lingkungan terhadap bencana alam gempa bumi yaitu dengan mempelajari mitigasi gempa bumi terdapat tiga langkah mitigasi yakni langkah sebelum gempa, langkah saat terjadi gempa, dan langkah pasca gempa. Langkah sebelum Gempa Bumi yaitu Mendirikan bangunan sesuai aturan baku (tahan gempa),Kenali lokasi bangunan tempat Anda tinggal, tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional,siapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan,periksa penggunaan listrik dan gas,catat nomor telepon penting,kenali jalur evakuasi. Langkah selanjutnya ketika terjadinya gempa bumi Tetap tenang, hindari sesuatu yang kemungkinan akan roboh, kalau bisa ke tanah lapang,perhatikan tempat Anda berdiri, kemungkinan ada retakan tanah,turun dari kendaraan dan jauhi pantai. Langkah terakhir Setelah gempa yaitu Cepat keluar dari bangunan,gunakan tangga biasa Periksa sekitar Anda dan jika ada yang terluka, lakukan pertolongan pertama.

Post a Comment

أحدث أقدم