Dukung Keterampilan Abad-21 Siswa Melalui Model PjBL Terintegrasi CRT

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat merupakan ciri dari kehidupan abad-21. Berbagai aspek termasuk bidang pendidikan mulai tergantikan oleh teknologi mekanik dan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pembelajaran khususnya pada pelajaran fisika. Pembelajaran fisika membangun siswa untuk memahami fenomena alam melalui metode ilmiah. Metode ilmiah diharapkan tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan konseptual tetapi juga dapat mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa pada masa yang akan datang.
Keterampilan abad-21 terdiri dari keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, komunikasi, dan kolaborasi, atau yang dikenal sebagai keterampilan 4C. Keterampilan ini harus diberikan kepada siswa di samping penguasaan materi dan konsep pembelajaran di sekolah. Pencapaian kecakapan abad-21 dilakukan dengan pemutakhiran kualitas pembelajaran, penyesuaian personalisasi pembelajaran, mendorong komunikasi dan kolaborasi, menekankan pembelajaran berbasis masalah atau proyek, menggunakan instruksi pembelajaran yang tepat, merancang kegiatan pembelajaran yang relevan dengan dunia nyata (Hidayatullah et al., 2021).
Namun berdasarkan kajian literatur yang dilakukan, keterampilan 4C siswa masih kurang. Hal ini sesuai dengan penelitian (Darmuki et al., 2022) yang menunjukkan persentase komunikasi siswa adalah 45 %, keterampilan berpikir kritis 46%, keterampilan berpikir kreatif 49%, dan kolaborasi 54 %. Sejalan dengan itu (Nuryanti et al., 2018) juga mengungkapkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa masih belum berkembang atau tergolong rendah dengan persentase 40,46%. Keterampilan berpikir kreatif siswa juga masih tergolong rendah yang dibuktikan dengan persentase 28,66% pada sekolah A dan 13,71% pada sekolah B (Sugiyanto et al., 2018). Pada keterampilan kolaborasi diperoleh nilai rata-rata sebesar 39,97% yang termasuk kedalam kategori cukup (Rizky Pratiwi et al., 2020). Keterampilan komunikasi siswa memperoleh persentase 56,81% dengan kategori sedang (Wilanda Qomalhaq & Fajrul Falak, 2022)
Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dipandang mampu dalam meningkatkan keterampilan abad-21 siswa. Model PjBL ini selanjutnya diintegrasikan dengan pendekatan CRT (Culturally Responsive Teaching). Model PjBJ dipilih karena model ini merupakan salah satu model pembelajaran yang banyak direkomendasikan para peneliti untuk pembelajaran abad-21. Hal ini disebabkan karena model PjBL mendorong peserta didik untuk dapat menghasilkan sebuah proyek dengan cara mengeksplor pengetahuannya dan terlibat secara langsung untuk memperoleh pengetahuan tersebut. Selanjutnya dengan mengintegrasikan CRT dapat membantu siswa dalam memahami pembelajaran karena sesuai dengan latar belakang budaya siswa.
Model PjBL menekankan pada aktivitas peserta didik untuk menghasilkan produk sebagai bentuk penerapan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat dan mempresentasikan produk dari konsep yang telah dipelajari dengan pengalaman nyata. Model ini didasarkan pada pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan berbasis teknologi. Oleh karena itu model PjBL adalah model yang efektif untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21, dengan pemikiran kritis, pemecahan masalah, komunikasi interpersonal, literasi informasi dan media, kolaborasi, kepemimpinan dan kerja tim, inovasi dan kreativitas.
Menurut Gay (2000), CRT adalah cara untuk menggunakan pengetahuan budaya, pengalaman sebelumnya, dan gaya kinerja siswa yang beragam untuk dapat menimbulkan pengalaman belajar yang bermakna. CRT menginternalisasikan budaya lokal atau kebiasaan setempat kedalam pembelajaran. CRT merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, dengan karakteristik yang dapat memancing interaksi positif siswa, pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-center), serta pembelajaran memicu pembentukan sikap berpikir kritis siswa.
Model PjBL terintegrasi CTR merupakan salah satu strategi pada pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yang mengakomodasi latar belakang budaya peserta didik sehingga menghasilkan pembelajaran bermakna. Sedangkan model PjBL mampu meningkatkan keselurahan dalam proses pembelajaran dengan mengembangkan proyek dan media. Sehingga keduanya mampu diintegrasikan sebagai pemecahan masalah proses pembelajaran di kelas dan mampu menjadi solusi untuk siswa dalam meningkatkan keterampilan abad-21, dengan cara membuat suatu proyek yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari.
Hal ini selaras atau relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mayrisa Undari,Dkk yang menjelaskan bahwa hasil pada penelitian penggunaan model Project Based Learning (PJBL) dapat meningkatkan keterampilan abad-21 yang mencakup kemampuan berfikir kritis, komunikasi, kreatifitas dan kolaborasi,dan penelitian juga dilakukan oleh Runi Robo,Dkk yang menjelaskan Pengajaran yang tanggap berbasis Culturally Responsive Teaching (CTR) dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan keterampilan abad-21 bagi siswa dalam mempelajari hidrolisis garam.Sehingga dapat disimpulkan oleh penelitian tersebut antara Project Based Learning (PJBL) dan Culturally Responsive Teaching (CTR) dapat di integrase dalm meningkatkan keterampilan abad-21 bagi siswa.
Sehingga kami sebagai penulis merekomendasi pada pendidik untuk mengembangakan model pembelajaran berbasis Project Based Learning (PJBL) terintegrasikan Culturally Responsive Teaching (CTR) dalam mengembangkan proses pembelajaran di abad-21 pada siswa, menimbang dengan penjelasan tentang permasalahan di abad-21 dan dengan model pembelajaran berbasis Project Based Learning (PJBL) terintegrasikan Culturally Responsive Teaching (CTR) juga mampu membuat pembelajaran dikelas lebih aktif dan menarik terutama pada pembelajaran fisika sesusai dengan tuntutan keterampilan siswa pada abad-21.
Penulis: Filda Mawaddah, S.Pd dan Hermalina Daulay, S.Pd ((Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika UNP)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama